Loading...

Peringati Hari Nen Did Sakmas Pemkab Malra Gelar Napak Tilas

MALRA, MALUKU CHANNEL ONLINE - Pemerintah kabupaten Maluku Tenggara lewat dinas kebudayaan kabupaten Maluku Tenggara menggelar Napak Tilas Peringati Hari Nen Dit Sakmas pada, Rabu (06/09/2023).

Pada acara tersebut Bupati Maluku Tenggara, M. Thaher Hanubun didampingi Ketua TP PKK kabupaten Maluku Tenggara, Eva Eliya Hanubun bersama forkopimda menjelaja beberapa tempat yang merupakan titik-titik dimana toko perempuan Kei itu tinggal.

Bupati Thaher dan rombongan dengan mengunakan dua bis milik angkatan udara dan angkatan laut menuju titik awal pada Ohoi Letvuan yang konon dahulu menjadi tempat tinggal bagi Nen Did Sakmas bersama keluarga yang dinamai Ohoivuur.

Bupati dan rombongan bersuara ke makam ayah dari Nen Did Sakmas yang bernama Rat Ohoivuur (Raja kampung Vuur) dan melanjutkan Napak Tilas ke tempat dimana perempuan pencetus hukum adat tersebut tinggal yang dinamai woma rer (tanah rer).

Rombongan kemudian bergerak  menggunakan bisa menuju Ohoi Danar rumah Raja Danar tempat dimana Nen Did mencari dan bertemu Arnuhu seorang raja pada saat itu.

Pada kesempatan tersebut Bupati Maluku Tenggara, Thaher Hanubun menceritakan kisah perjalanan Nen Did Sakmas toko pencetus hukum adat Larvur Ngabal yang merupakan perempuan tangguh yang hidupnya berdiri sendiri mandiri.

Bupati Thaher katakan bahwa, pertemuan Dit Sakmas dan Hila'ai bukan hanya perkawinan biologis tetapi juga perkawinan idiologis dimana dibekali dengan sasi hawear balwirin yang menjaga perjalanan saat itu.

Kita maknai perjalanan beliau Nen Did Sakmas. Hal ini memberi makna bahwa, emansipasi wanita telah hadir pada saat itu.

"Kita maknai Nen Did Sakmas ini sebagai bagian dari sejarah kita yang mana akhirnya melahirkan adat Kei," ungkapnya.

Bupati juga menjelaskan bahwa, tempat ini didepannya adalah teluk Surabaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hoat Sorbay. Mengapa yang demikian karena menyesuaikan dengan lidah kita orang kei.

Sebutan ini pula yang menandakan bahwa, dulunya tempat ini pernah disinggahi orang dari luar. Itu terbukti dengan kehadiran Kasdeuw bersama istri dan keturunannya disini pula lahirnya seorang perempuan bernama Dit Sakmas. 

Beliau inilah yang selama pencariannya untuk menemukan Hila'ai, menyinggahi beberapa tempat dan mengalami peristiwa-peristiwa yang mana diketahui bahwa, Beliau turut ambil bagian bersama Hilaai lainnya menetapkan hukum adat Larvul Ngabal.

Bupati Thaher jelaskan, Ini adalah cerita pendek karena yang lebih tahu sejarahnya adalah para tokoh adat, Raja dan lainnya dan demikian bukan hanya ada kala kita hanya mengikuti saja tetapi tidak tahu maknanya apa.

Kenapa harus di Letvuan, karena dari sinilah, dari kisah perempuan inilah hubungan Lorlim dan Ursiuw diperbaiki secara baik setelah selalu ada konflik antara keduanya.

Olehnya, kini tradisi ini kita angkat agar menjadi peringatan bagi kita generasi sekarang bahwa, kita kini adalah satu dan sama. Tidak ada perbedaan diantara kita semua. (DS)
Maluku Tenggara 4129609553675404240

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

IKLAN

IKLAN

ORGANISASI PROFESI

TRENDING TOPIC