Harga Kopra di Masohi Anjlok Tajam
https://www.malukuchannelonline.com/2018/05/harga-kopra-di-masohi-anjlok-tajam.html
AMBON, Malukuchannel.com - Harga kopra di Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah saat ini anjlok tajam sehingga meresahkan para petani, terutama yang beragama Islam dalam mempersiapkan pelaksanaan ibadah Puasa.
Petani asal desa Ruta, kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Hasyim dihubungi dari Ambon, Kamis (10/05/2018), mengeluhkan harga kopra yang ditawarkan pedagang pengumpul di Masohi Rp4.700/Kg.
Padahal, sebelumnya harga kopra lebih dari Rp7.000/Kg.
"Saya mengecek harga kopra di Ambon ternyata juga anjlok yakni Rp6.300/Kg sehingga membatalkan menjual ke ibu kota Provinsi Maluku," ujar Hasyim.
Dia mengimbau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, baik Pemkab Maluku Tengah maupun Pemprov Maluku agar memperhatikan harga komoditas perkebunan tersebut.
"OPD teknis jangan hanya memperhatikan komoditas perkebunan lainnya seperti cengkeh dan pala karena kopra saat ini produksinya juga relatif tinggi," kata Hasyim.
Sedangkan, petani asal Desa Latu, Kabupaten SBB, Husein mengeluhkan anjloknya harga komoditas perkebunan tersebut pada beberapa bulan terakhir ini.
"Bagaimana mau menjual kopra kalau harganya anjlok hingga Rp6.300/Kg," ujarnya.
Dia memutuskan menjual kopra di Ambon karena memprakirakan harga komoditas perkebunan ini bervariasi Rp8.500 hingga Rp9.000/Kg.
"Saya diberitahu rekan petani asal Kabupaten SBB bahwa kopra di Ambon di atas Rp8.000/Kg, makanya memutuskan menjual ke ibu kota provinsi Maluku," kata Husein.
Padahal, hasil menjual kopra direncanakan membelanjakan bahan material rumah dan sisanya biaya pendidikan anak - anak serta kebutuhan menunaikan ibadah Puasa.
"Saya membawa tiga ton kopra dengan biaya transportasi lumayan mahal dan setelah tiba di Ambon mendengar harganya anjlok, makanya menitipkan sementara di rumah saudara di desa Passo," ujar Husein..
Harga Rp6.300/Kg itu mau membelanjakan apa dengan tingkat kemahalan barang - barang di Ambon saat ini melonjak.
"Kami mengeluarkan biaya relatif besar karena membayar ongkos petik hingga daging kelapa menjadi kopra, makanya bila harganya Rp6.200/Kg itu berarti petani mengalami kerugian," tandas Husein. (MC)
Petani asal desa Ruta, kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Hasyim dihubungi dari Ambon, Kamis (10/05/2018), mengeluhkan harga kopra yang ditawarkan pedagang pengumpul di Masohi Rp4.700/Kg.
Padahal, sebelumnya harga kopra lebih dari Rp7.000/Kg.
"Saya mengecek harga kopra di Ambon ternyata juga anjlok yakni Rp6.300/Kg sehingga membatalkan menjual ke ibu kota Provinsi Maluku," ujar Hasyim.
Dia mengimbau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, baik Pemkab Maluku Tengah maupun Pemprov Maluku agar memperhatikan harga komoditas perkebunan tersebut.
"OPD teknis jangan hanya memperhatikan komoditas perkebunan lainnya seperti cengkeh dan pala karena kopra saat ini produksinya juga relatif tinggi," kata Hasyim.
Sedangkan, petani asal Desa Latu, Kabupaten SBB, Husein mengeluhkan anjloknya harga komoditas perkebunan tersebut pada beberapa bulan terakhir ini.
"Bagaimana mau menjual kopra kalau harganya anjlok hingga Rp6.300/Kg," ujarnya.
Dia memutuskan menjual kopra di Ambon karena memprakirakan harga komoditas perkebunan ini bervariasi Rp8.500 hingga Rp9.000/Kg.
"Saya diberitahu rekan petani asal Kabupaten SBB bahwa kopra di Ambon di atas Rp8.000/Kg, makanya memutuskan menjual ke ibu kota provinsi Maluku," kata Husein.
Padahal, hasil menjual kopra direncanakan membelanjakan bahan material rumah dan sisanya biaya pendidikan anak - anak serta kebutuhan menunaikan ibadah Puasa.
"Saya membawa tiga ton kopra dengan biaya transportasi lumayan mahal dan setelah tiba di Ambon mendengar harganya anjlok, makanya menitipkan sementara di rumah saudara di desa Passo," ujar Husein..
Harga Rp6.300/Kg itu mau membelanjakan apa dengan tingkat kemahalan barang - barang di Ambon saat ini melonjak.
"Kami mengeluarkan biaya relatif besar karena membayar ongkos petik hingga daging kelapa menjadi kopra, makanya bila harganya Rp6.200/Kg itu berarti petani mengalami kerugian," tandas Husein. (MC)